TUGAS MAKALAH
PENTINGNYA PENGEMBANGAN EMOSI PADA
AUD
Dosen Pembimbing : Achmad Bahrur
Rozi, SHI. M.Hum
Nama Kelompok IV :
Iin Farida
Diah Anggi Desiawati
Siti Sundari
Lili Wasyifa
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENGETAHUAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
SUMENEP
2014
Kata
Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT Rabb seluruh alam, yang telah menciptakan
manusia dengan sempurna. Memberikan nikmat terbesar iman dan islam yang
tertancap mantap dilubuk hati kita. Sholawat dan salam semoga
senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya,
tabi’innya, dan seluruh umatnya yang istiqomah mengikuti tuntunan dan teladan
sampai akhir zaman. Atas berkat rahmat Allah SWT, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah ini dengan judul “PENTINGNYA PENGEMBANGAN EMOSI PADA AUD”. Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan ini, masih banyak terdapat kekeliruan, seperti
pepatah yang mengatakan tak ada gading yang tak retak, kami akan sangat
berlapang dada dan besar hati menerima saran dan kritik yang bersifat membangun,
bermanfaat bagi kelanjutan pembuatan makalah yang selanjutnya.
Sumenep,
Mei 2014
Kelompok IV
Daftar Isi
Kata
Pengantar ................................................................................................ ii
Daftar
Isi ......................................................................................................... iii
BAB
I Pendahuluan ........................................................................................ 1
Bab
II Pembahasan...........................................................................................
2
Kesimpulan
...................................................................................................... 9
Daftar
Pustaka ................................................................................................. 10
BAB
I
Pendahuluan
A.
Latar
Belakang
Anak
dilahirkan dengan potensi mampu berkembang secara baik, tetapi mereka tidak
mungkin sepenuhnya melakukan secara sendiri. Anak-anak dalam pengembangan
dirinya, termasuk pada aspek sosial emosional membutuhkan bantuan dan program
yang sesuai dengan kebutuhannya. Tindakan-tindakan untuk mencerdaskan dimensi
perkembangannya perlu ditangani secara serius. Dengan demikian, diharapkan anak
menjadi generasi yang mampu mengisi kehidupannya secara cerdas dan sesuai
harapan masyarakat.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apakah pengertian dari perkembangan
sosial emosional?
2.
Mengapa sosial emosional perlu
dikembangkan?
3.
Apa saja sasaran pengembangan emosi dan
sosial di TK?
4.
Bagaimana metode pengembangan emosi dan
sosial di TK?
C.
Tujuan
Tujuan
dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas pada mata kuliah “Metode
Pengembangan Moral dan Nilai Agama” selain itu untuk mengetahui tentang
pentingnya pengembangan sosial emosional pada anak usia dini.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Perkembangan Sosial Emosional
Menurut
Harlock, perkembangan sosial merupakan perolehan kemampuan berperilaku yang
sesuai dengan tuntutan sosial. Sosialisasi adalah kemampuan bertingkah laku sesuai
dengan norma dan nilai. Sementara emosi adalah suatu keadaan atau situasi yang
utuh dapat berupa pikiran ataupun perasaan yang nampak pada perubahan biologis
yang muncul dari perilaku seseorang. Bahasa emosi mengarah pada sebuah perasaan
atau pikiran. Jadi seseorang dikatakan berkembang emosinya apabila ia sudah
mampu menunjukkan tindakan yang sesuai dengan aturan yang telah dibuat.
B.
Mengapa
Sosial Emosional Perlu Dikembangkan
1. Kompleksitas
Kehidupan yang Dihadapi Anak
Perkembangan
zaman termasuk perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
tidak seluruhnya membawa kehidupan ini menjadi lebih teratur, tenteram, damai,
dan bahagia. Kondisi tersebut justru menjadikan kehidupan ini semakin kompleks,
bahkan menyebabkan dunia ini semakin sulit untuk didiami, dikendalikan, dan
dinikmati.
Berdasarkan
hasil-hasil penelitian terhadap perilaku dan sikap sosial emosional anak,
keadaan kehidupan saat ini sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku anak.
Keadaan lingkungan kehidupan saat ini banyak berakibat buruk terhadap
perkembangan dan kehidupan sosial emosional anak. Ternyata kehidupan yang
teramat sibuk, mengakibatkan timbulnya tekanan-tekanan pada sosial emosional
anak sehingga berdampak pada anak-anak zaman sekarang, yaitu menjadi lebih
mudah kesal dan marah terutama dalam menanggapi segala sesuatu mengenai
dirinya.
Beberapa
contoh perilaku emosi dan sosial yang menyertai generasi sekarang dapat
digambarkan sebagai berikut:
a. Perilaku
Kesepian dan Pemurung
Banyak
dialami oleh anak dan generasi sekarang, diantaranya disebabkan semakin
meningkatnya kesibukan orang tua mereka. Kedua orang tua yang sibuk bekerja
diluar rumah, mengakibatkan secara sosial maupun emosi menjadi kurang perhatian
dan terlantar. Kedua orang tua yang seringkali konflik dalam keluarga dan
terjadi di hadapan anak-anak juga akan mempengaruhi keadaan sosial dan emosi
anak. Hal ini akan mengakibatkan anak-anak menarik diri dari kehidupan sosial
maupun emosi dengan keluarganya atau orang tua mereka. Dampaknya, mereka
menjadi penyendiri dan pemurung.
b. Perilaku
Beringas dan Kasar
Berbagai
tekanan kerap kali menghampiri para pelajar, mulai dari kekurangan uang jajan,
berebut kendaraan umum pada saat akan berangkat sekolah, terbatasnya berbagai
sarana ekspresi dan aktualisasi diri di sekolah maupun di masyarakat dan
lain-lain. Tuntutan-tuntutan yang berkembang akibat tayangan televisi, sajian
radio, komunikasi telepon, penggunaan internet, dan lain-lain cukup memberikan
andil dalam menekan emosi dan proses sosialisasi yang menggiring anak pada
perilaku beringas dan kasar.
c. Perilaku
Rendahnya Sopan Santun
Tampaknya
sudah sulit kita mendengar kata maaf, ucapan terima kasih, ucapan salam, dan
perilaku kesopanan lainnya lahir dari mulut-mulut anak-anak pada jaman
sekarang, bahkan generasi yang lebih dewasa. Lihatlah bagaimana sikap para
siswa kepada gurunya, lihatlah perilaku anak pada orang tuanya, sungguh banyak
contoh yang terkait dengan penyimpangan perilaku ini.
d. Perilaku
Cemas dan Gugup
Adanya
tekanan emosi membuat anak menjadi sering cemas, bahkan kemampuan berkomunikasi
dalam lingkungan sosialnya menjadi terganggu, misalnya saja karena stress anak
menjadi gagap pada saat diminta bercerita atau menyampaikan sesuatu yang telah
dipelajari.
e. Perilaku
Impulsif
Berbagai
tekanan pada emosi dan sosial anak mengakibatkan anak kurang mau dan mampu
menahan diri untuk berbuat dan bertindak. Anak-anak pada saat ini sering kali
melakukan perbuatan dan tindakan menurut kehendak hatinya saja. Bahkan sering
kali pada tempo yang cepat mereka dapat merusak sesuatu tanpa berpikir akibat
dan dampak-dampaknya. Sehingga seringkali menjerumuskan dirinya pada keadaan
yang merusak.
Ilustrasi diatas
merupakan gambaran yang sangat memprihatinkan dari dampak kehidupan saat ini
yang dinamika dan kompleksitasnya kian hari kian meningkat. Kondisi diatas
menyiratkan betapa pentingnya aspek emosi dan sosial diperkenalkan ke anak-anak
sebagai generasi penerus bangsa secara benar sesuai dengan karakteristik dan
peran perkembangannya masing-masing.
Pembekalan dan
pemberian rangsangan-rangsangan yang tepat pada emosi dan sosial anak sejak
dini, yaitu sejak usia prasekolah akan memberikan kekuatan kepada mereka untuk
mengenali, mengolah, mengontrol emosi secara lebih mantap sehingga diharapkan
mereka akan lebih mampu untuk mengatasi berbagai masalah yang timbul selama
proses perkembangan emosinya.
2.
Anak adalah Praktisi dan Investasi Masa
Depan
Alasan
dan faktor lain yang perlu disadari tentang pentingnya pengembangan sosial
emosional anak sejak dini atau sejak mereka berada pada level prasekolah adalah
anak merupakan praktisi masa depan. Keberhasilan membina anak sejak dini,
merupakan kesuksesan bagi masa depan anak. Sebaliknya, kegagalan dalam
memberikan pembinaan, pendidikan, pengasuhan, dan perlakuan merupakan bencana
bagi kehidupan anak di kemudian hari.
Makna
lain dari anak sebagai praktisi masa depan bahwa dalam diri anak perlu
diberikan dan dikembangkan nilai-nilai mendasar yang dapat digunakan secara
fungsional dalam kehidupannya kelak.
Diantara
aspek mendasar adalah pengembangan aspek sosial emosional yang memadai. Sejak
dini anak harus sudah dikenalkan pada kemampuan mengenali, mengolah dan
mengontrol emosi serta perilaku sosialnya agar dapat merespons dengan baik
setiap kondisi emosi dan sosial yang merangsang di hadapannya. Dengan demikian,
anak mempunyai kesiapan dan kemampuan untuk beradaptasi serta mengatasi masalah
dan tantangan yang timbul selama proses perkembangannya. Artinya,
keterampilan-keterampilan sosial emosional yang telah mereka peroleh ketika
masih kanak-kanak akan dapat mengantarkannya menjadi praktisi sejati di masa
yang akan datang, yaitu menjadi sosok yang siap menghadapi dunia modern dan
kompleks secara optimis dan lebih meyakinkan.
3.
Fase Strategis Pendidikan dan
Pengembangan Anak
Berbagai
penelitian telah menunjukkan bahwa lebih dari 50% perkembangan individu terjadi
pada masa usia dini. Di usia ini kecerdasan individu mengalami rangkaian
perubahan yang luar biasa, dan sisanya hanya modifikasi dan pengayaan saja.
Segala stimulasi dapat merangsang dimensi perkembangannya, bahkan hasil
penelitian menunjukkan dapat meningkatkan semua aspek kecerdasan termasuk
kecerdasan sosial emosional.
Penelitian
lainnya, terutama yang terkait dengan perkembangan kepribadian anak dilakukan
oleh Dr. Maria Montessori yang menyimpulkan bahwa usia sejak lahir hingga 6
tahun adalah tahun formatif, yaitu usia terpenting dalam pembentukan
kepribadian individu. Kepribadian tersebut melembaga ditentukan oleh cara-cara
pemecahan konflik antara sumber-sumber kesenangan awal dengan tuntutan realitas
pada usia kanak-kanak.
Oleh
karena itu, jangan menelantarkan anak pada masa peka tersebut. Bila kita
menyia-nyiakan dan menelantarkan anak balita, mungkin anak tersebut akan
membawa cap atau bekas yang sulit bahkan tidak bisa dihapus. Untuk itu
fasilitasilah pertumbuhan dan belajarnya secara optimal.
4.
Upaya Mengimbangi Pandangan Tentang
Keunggulan IQ Dibandingkan EI
Kecerdasan
akademis sedikit kaitannya dengan kehidupan emosi karena secara umum kecerdasan
akademis atau IQ (Intelligence Quotient)
relatif dipengaruhi oleh factor bawaan, sedangkan kecerdasan emosi atau EI (Emotional Intelligence) dapat tumbuh dan
berkembang seumur hidup dengan proses belajar. Terdapat pemikiran bahwa IQ
menyumbang dalam kehidupan pribadi mereka paling banyak 20% bagi sukses dalam
hidup, sedangkan 80% ditentukan factor lain, yaitu kecerdasan emosi.
Akan
tetapi, bila kedua keterampilan tersebut diatas, yakni IQ dan EI tercapai
secara efektif, berarti kita sebagai orang tua dan para guru telah melahirkan
generasi-generasi yang hebat.
5.
Tuntutan Agar Anak Segera Memiliki
Keterampilan Mengelola Emosi Sosialnya
Pada
awal masa kanak-kanak emosi anak sangat kuat. Masa tersebut merupakan saat
ketidakseimbangan ledakan-ledakan emosi. Hal itu biasanya tampak mencolok pada
anak usia 2,5 sampai 3,5 tahun yang dikenal dengan usia degil (dimana emosi
terpusat pada kiri) dan usia 5,5 sampai 6,5 tahun.
Pada
usia tersebut, anak cenderung mengekspresikan emosi sebagai upaya mencari rasa
aman, baik ditampilkan melalui tangisan, atau melalui amarah. Keduanya
merupakan cara anak utuk mencari perhatian orang lain di sekitarnya. Hal
tersebut sebetulnya wajar, tetapi jika tidak segera diantisipasi sejak dini
maka dikhawatirkan akan terbawa oleh anak hingga dewasadan mengganggu
kepribadiannya.
Melihat
gejala-gejala tersebut, para orang tua atau guru prasekolah sudah seharusnya
dapat memberikan pembekalan yang memadai tentang pengelolaan emosi pada setiap
anak agar dapat memenuhi tuntutan penyesuaian diri dari lingkungannya, baik
dari lingkungan keluarga, sekolah maupun teman bermain. Jika kebutuhan untuk
memenuhi tuntutan tersebut tidak segera diupayakan maka dampak negatif tersebut
di atas akan mempengaruhi perkembangan emosi dan sosial anak lebih serius, yang
dapat dilihat dari ekspresi kesehariannya, misalnya:
a. Mengidap
rasa cemas yang berkepanjangan
b. Memiliki
kecenderungan depresi
c. Bersikap
bermusuhan terhadap anak atau orang lain
d. Terkena
gangguan tidur, gelisah, mengigau, mimpi buruk, dan sebagainya
e. Mengalami
gangguan makan
f. Bersikap
agresif terhadap teman atau anak lain
Tentu semua pihak tidak
berharap dampak negative tersebut menimpa anak-anak usia dini. Dengan
pengembangan sosial emosional yang memadai diharapkan kesenjangan itu dapat
diantisipasi secara efektif.
C.
Sasaran
Pengembangan Emosi dan Sosial di Taman Kanak-Kanak
1.
Sasaran Pengembangan Emosi
Hal
yang penting untuk diperhatikan dan dibutuhkan anak dalam upaya pengembangan
emosi yang sehat adalah sebagai berikut: rasa saling memiliki, rasa cinta dan
kasih sayang keputusan sendiri, rasa aman, diberi kepercayaan pada dirinya,
dipeelakukan sesuai dengan harapannya, diterima apa adanya dan diberikan
sesuatu dengan ketulusan.
Terdapat
lima cara yang dapat dilakukan guru untuk membantu proses pengembangan emosi
anak, yaitu kemampuan untuk mengelola dan mengekspresikan emosi secara tepat,
kemampuan untuk memahami perasaan orang lain, dan kemampuan untuk membina
hubungan dengan orang lain.
Materi
pembelajaran emosi di taman kanak-kanak meliputi rasa cinta dan kasih sayang,
empati serta pengendalian emosi.
2.
Sasaran Pengembangan Sosial
Strategi pengembangan
sosial anak usia 0-3 tahun dimulai dengan memperkuat ikatan antara orang tua
dan anak lewat interaksi yang penuh perhatian, intensif, dan estabhlish
bonding. Selanjutnya mengajak anak untuk mendemonstrasikan kebiasaan sosial,
seperti menolong orang, mengekspresikan cinta, dan mengajak dia untuk berbagi
dengan anak lain.
Sasaran
pengembangan sosial di TK adalah:
a. Keterampilan
berkomunikasi
b. Keterampilan
memiliki rasa humor
c. Menjalin
persahabatan
d. Berperan
serta dalam kelompok
e. Memiliki
tata karma
f. Materi
pembelajaran
Pengembangan
sosial di TK meliputi cinta dan kasih sayang, empati, afiliasi, identifikasi,
disiplin, tolong menolong dan tanggung jawab.
D.
Metode
Pengembangan Emosi dan Sosial di Taman Kanak-Kanak
1.
Metode Pengembangan Emosi
Beberapa metode yang dapat membantu proses perkembangan
emosi anak di Taman Kanak-kanak, di antaranya berikut ini.
a.
Bernyanyi
dan bermain musik.
b. Bermain peran.
c. Hand puppet.
d. Bercerita.
e. Gerak dan lagu.
f. Relaksasi dan meditasi.
g. Permainan feeling band (band
perasaan).
h. Demonstrasi.
i.
Permainan
personifikasi
2.
Metode
Pengembangan Sosial
Salah satu keahlian guru yang diharapkan adalah kemampuannya
dalam memilih metode pembelajaran yang paling tepat untuk anak didiknya. Metode
yang dapat digunakan untuk membantu proses pengembangan sosial di antaranya
adalah:
a. metode pengelompokan anak
b. modelling dan imitating
c. bermain kooperatif
d. belajar berbagi (sharing).
KESIMPULAN
Sosial emosional pada anak penting dikembangkan. Terdapat
beberapa hal mendasar yang mendorong pentingnya pengembangan sosial emosional
tersebut, yaitu Pertama, makin kompleksnya permasalahan kehidupan di sekitar
anak, termasuk di dalamnya perkembangan IPTEK yang banyak memberikan tekanan
pada anak dan mempengaruhi perkembangan emosi maupun sosial anak. Kedua, adalah
penanaman kesadaran bahwa anak adalah praktisi dan investasi masa depan yang
perlu dipersiapkan secara maksimal, baik aspek perkembangan emosinya maupun
keterampilan sosialnya. Ketiga, karena rentang usia penting pada anak terbatas.
Jadi, harus difasilitasi seoptimal mungkin agar tidak ada satu fase pun yang
terlewatkan. Keempat, ternyata anak tidak bisa hidup dan berkembang dengan IQ
semata, tetapi EI jauh lebih dibutuhkan sebagai bekal kehidupan. Kelima, telah
tumbuh kesadaran pada setiap anak tentang tuntutan untuk dibekali dan memiliki
kecerdasan sosial emosional sejak dini.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Nugraha dkk, metode pengembangan
sosial emosional, Universitas Terbuka, Jakarta, 2008
media yang membantu perkembangan sosial emosional apa ya?
BalasHapus