Sabtu, 28 Juni 2014

Pentingnya Pengembangan Emosi Pada Anak Usia Dini





TUGAS MAKALAH 
PENTINGNYA PENGEMBANGAN EMOSI PADA AUD
Dosen Pembimbing : Achmad Bahrur Rozi, SHI. M.Hum


Nama Kelompok IV   :
Iin Farida
Diah Anggi Desiawati
Siti Sundari
Lili Wasyifa

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
SUMENEP
2014
 



Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah SWT Rabb seluruh alam, yang telah menciptakan manusia dengan sempurna. Memberikan nikmat terbesar iman dan islam yang tertancap mantap dilubuk hati kita. Sholawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya, tabi’innya, dan seluruh umatnya yang istiqomah mengikuti tuntunan dan teladan sampai akhir zaman. Atas berkat rahmat Allah SWT, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah  ini dengan judul “PENTINGNYA PENGEMBANGAN EMOSI PADA AUD”. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan ini, masih banyak terdapat kekeliruan, seperti pepatah yang mengatakan tak ada gading yang tak retak, kami akan sangat berlapang dada dan besar hati menerima saran dan kritik yang bersifat membangun, bermanfaat bagi kelanjutan pembuatan makalah yang selanjutnya.

Sumenep, Mei 2014


      Kelompok IV


Daftar Isi
Kata Pengantar ................................................................................................  ii
Daftar Isi .........................................................................................................  iii
BAB I Pendahuluan ........................................................................................  1
Bab II Pembahasan........................................................................................... 2
Kesimpulan ......................................................................................................  9
Daftar Pustaka .................................................................................................  10


BAB I
Pendahuluan
A.    Latar Belakang
Anak dilahirkan dengan potensi mampu berkembang secara baik, tetapi mereka tidak mungkin sepenuhnya melakukan secara sendiri. Anak-anak dalam pengembangan dirinya, termasuk pada aspek sosial emosional membutuhkan bantuan dan program yang sesuai dengan kebutuhannya. Tindakan-tindakan untuk mencerdaskan dimensi perkembangannya perlu ditangani secara serius. Dengan demikian, diharapkan anak menjadi generasi yang mampu mengisi kehidupannya secara cerdas dan sesuai harapan masyarakat.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian dari perkembangan sosial emosional?
2.      Mengapa sosial emosional perlu dikembangkan?
3.      Apa saja sasaran pengembangan emosi dan sosial di TK?
4.      Bagaimana metode pengembangan emosi dan sosial di TK?
C.    Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas pada mata kuliah “Metode Pengembangan Moral dan Nilai Agama” selain itu untuk mengetahui tentang pentingnya pengembangan sosial emosional pada anak usia dini.


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Perkembangan Sosial Emosional
Menurut Harlock, perkembangan sosial merupakan perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Sosialisasi adalah kemampuan bertingkah laku sesuai dengan norma dan nilai. Sementara emosi adalah suatu keadaan atau situasi yang utuh dapat berupa pikiran ataupun perasaan yang nampak pada perubahan biologis yang muncul dari perilaku seseorang. Bahasa emosi mengarah pada sebuah perasaan atau pikiran. Jadi seseorang dikatakan berkembang emosinya apabila ia sudah mampu menunjukkan tindakan yang sesuai dengan aturan yang telah dibuat.
B.     Mengapa Sosial Emosional Perlu Dikembangkan
1.      Kompleksitas Kehidupan yang Dihadapi Anak
Perkembangan zaman termasuk perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni tidak seluruhnya membawa kehidupan ini menjadi lebih teratur, tenteram, damai, dan bahagia. Kondisi tersebut justru menjadikan kehidupan ini semakin kompleks, bahkan menyebabkan dunia ini semakin sulit untuk didiami, dikendalikan, dan dinikmati.
Berdasarkan hasil-hasil penelitian terhadap perilaku dan sikap sosial emosional anak, keadaan kehidupan saat ini sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku anak. Keadaan lingkungan kehidupan saat ini banyak berakibat buruk terhadap perkembangan dan kehidupan sosial emosional anak. Ternyata kehidupan yang teramat sibuk, mengakibatkan timbulnya tekanan-tekanan pada sosial emosional anak sehingga berdampak pada anak-anak zaman sekarang, yaitu menjadi lebih mudah kesal dan marah terutama dalam menanggapi segala sesuatu mengenai dirinya.
Beberapa contoh perilaku emosi dan sosial yang menyertai generasi sekarang dapat digambarkan sebagai berikut:

a.       Perilaku Kesepian dan Pemurung
Banyak dialami oleh anak dan generasi sekarang, diantaranya disebabkan semakin meningkatnya kesibukan orang tua mereka. Kedua orang tua yang sibuk bekerja diluar rumah, mengakibatkan secara sosial maupun emosi menjadi kurang perhatian dan terlantar. Kedua orang tua yang seringkali konflik dalam keluarga dan terjadi di hadapan anak-anak juga akan mempengaruhi keadaan sosial dan emosi anak. Hal ini akan mengakibatkan anak-anak menarik diri dari kehidupan sosial maupun emosi dengan keluarganya atau orang tua mereka. Dampaknya, mereka menjadi penyendiri dan pemurung.
b.      Perilaku Beringas dan Kasar
Berbagai tekanan kerap kali menghampiri para pelajar, mulai dari kekurangan uang jajan, berebut kendaraan umum pada saat akan berangkat sekolah, terbatasnya berbagai sarana ekspresi dan aktualisasi diri di sekolah maupun di masyarakat dan lain-lain. Tuntutan-tuntutan yang berkembang akibat tayangan televisi, sajian radio, komunikasi telepon, penggunaan internet, dan lain-lain cukup memberikan andil dalam menekan emosi dan proses sosialisasi yang menggiring anak pada perilaku beringas dan kasar.
c.       Perilaku Rendahnya Sopan Santun
Tampaknya sudah sulit kita mendengar kata maaf, ucapan terima kasih, ucapan salam, dan perilaku kesopanan lainnya lahir dari mulut-mulut anak-anak pada jaman sekarang, bahkan generasi yang lebih dewasa. Lihatlah bagaimana sikap para siswa kepada gurunya, lihatlah perilaku anak pada orang tuanya, sungguh banyak contoh yang terkait dengan penyimpangan perilaku ini.
d.      Perilaku Cemas dan Gugup
Adanya tekanan emosi membuat anak menjadi sering cemas, bahkan kemampuan berkomunikasi dalam lingkungan sosialnya menjadi terganggu, misalnya saja karena stress anak menjadi gagap pada saat diminta bercerita atau menyampaikan sesuatu yang telah dipelajari.

e.       Perilaku Impulsif
Berbagai tekanan pada emosi dan sosial anak mengakibatkan anak kurang mau dan mampu menahan diri untuk berbuat dan bertindak. Anak-anak pada saat ini sering kali melakukan perbuatan dan tindakan menurut kehendak hatinya saja. Bahkan sering kali pada tempo yang cepat mereka dapat merusak sesuatu tanpa berpikir akibat dan dampak-dampaknya. Sehingga seringkali menjerumuskan dirinya pada keadaan yang merusak.
Ilustrasi diatas merupakan gambaran yang sangat memprihatinkan dari dampak kehidupan saat ini yang dinamika dan kompleksitasnya kian hari kian meningkat. Kondisi diatas menyiratkan betapa pentingnya aspek emosi dan sosial diperkenalkan ke anak-anak sebagai generasi penerus bangsa secara benar sesuai dengan karakteristik dan peran perkembangannya masing-masing.
Pembekalan dan pemberian rangsangan-rangsangan yang tepat pada emosi dan sosial anak sejak dini, yaitu sejak usia prasekolah akan memberikan kekuatan kepada mereka untuk mengenali, mengolah, mengontrol emosi secara lebih mantap sehingga diharapkan mereka akan lebih mampu untuk mengatasi berbagai masalah yang timbul selama proses perkembangan emosinya.
2.      Anak adalah Praktisi dan Investasi Masa Depan
Alasan dan faktor lain yang perlu disadari tentang pentingnya pengembangan sosial emosional anak sejak dini atau sejak mereka berada pada level prasekolah adalah anak merupakan praktisi masa depan. Keberhasilan membina anak sejak dini, merupakan kesuksesan bagi masa depan anak. Sebaliknya, kegagalan dalam memberikan pembinaan, pendidikan, pengasuhan, dan perlakuan merupakan bencana bagi kehidupan anak di kemudian hari.
Makna lain dari anak sebagai praktisi masa depan bahwa dalam diri anak perlu diberikan dan dikembangkan nilai-nilai mendasar yang dapat digunakan secara fungsional dalam kehidupannya kelak.
Diantara aspek mendasar adalah pengembangan aspek sosial emosional yang memadai. Sejak dini anak harus sudah dikenalkan pada kemampuan mengenali, mengolah dan mengontrol emosi serta perilaku sosialnya agar dapat merespons dengan baik setiap kondisi emosi dan sosial yang merangsang di hadapannya. Dengan demikian, anak mempunyai kesiapan dan kemampuan untuk beradaptasi serta mengatasi masalah dan tantangan yang timbul selama proses perkembangannya. Artinya, keterampilan-keterampilan sosial emosional yang telah mereka peroleh ketika masih kanak-kanak akan dapat mengantarkannya menjadi praktisi sejati di masa yang akan datang, yaitu menjadi sosok yang siap menghadapi dunia modern dan kompleks secara optimis dan lebih meyakinkan.
3.      Fase Strategis Pendidikan dan Pengembangan Anak
Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa lebih dari 50% perkembangan individu terjadi pada masa usia dini. Di usia ini kecerdasan individu mengalami rangkaian perubahan yang luar biasa, dan sisanya hanya modifikasi dan pengayaan saja. Segala stimulasi dapat merangsang dimensi perkembangannya, bahkan hasil penelitian menunjukkan dapat meningkatkan semua aspek kecerdasan termasuk kecerdasan sosial emosional.
Penelitian lainnya, terutama yang terkait dengan perkembangan kepribadian anak dilakukan oleh Dr. Maria Montessori yang menyimpulkan bahwa usia sejak lahir hingga 6 tahun adalah tahun formatif, yaitu usia terpenting dalam pembentukan kepribadian individu. Kepribadian tersebut melembaga ditentukan oleh cara-cara pemecahan konflik antara sumber-sumber kesenangan awal dengan tuntutan realitas pada usia kanak-kanak.
Oleh karena itu, jangan menelantarkan anak pada masa peka tersebut. Bila kita menyia-nyiakan dan menelantarkan anak balita, mungkin anak tersebut akan membawa cap atau bekas yang sulit bahkan tidak bisa dihapus. Untuk itu fasilitasilah pertumbuhan dan belajarnya secara optimal.
4.      Upaya Mengimbangi Pandangan Tentang Keunggulan IQ Dibandingkan EI
Kecerdasan akademis sedikit kaitannya dengan kehidupan emosi karena secara umum kecerdasan akademis atau IQ (Intelligence Quotient) relatif dipengaruhi oleh factor bawaan, sedangkan kecerdasan emosi atau EI (Emotional Intelligence) dapat tumbuh dan berkembang seumur hidup dengan proses belajar. Terdapat pemikiran bahwa IQ menyumbang dalam kehidupan pribadi mereka paling banyak 20% bagi sukses dalam hidup, sedangkan 80% ditentukan factor lain, yaitu kecerdasan emosi.
Akan tetapi, bila kedua keterampilan tersebut diatas, yakni IQ dan EI tercapai secara efektif, berarti kita sebagai orang tua dan para guru telah melahirkan generasi-generasi yang hebat.
5.      Tuntutan Agar Anak Segera Memiliki Keterampilan Mengelola Emosi Sosialnya
Pada awal masa kanak-kanak emosi anak sangat kuat. Masa tersebut merupakan saat ketidakseimbangan ledakan-ledakan emosi. Hal itu biasanya tampak mencolok pada anak usia 2,5 sampai 3,5 tahun yang dikenal dengan usia degil (dimana emosi terpusat pada kiri) dan usia 5,5 sampai 6,5 tahun.
Pada usia tersebut, anak cenderung mengekspresikan emosi sebagai upaya mencari rasa aman, baik ditampilkan melalui tangisan, atau melalui amarah. Keduanya merupakan cara anak utuk mencari perhatian orang lain di sekitarnya. Hal tersebut sebetulnya wajar, tetapi jika tidak segera diantisipasi sejak dini maka dikhawatirkan akan terbawa oleh anak hingga dewasadan mengganggu kepribadiannya.
Melihat gejala-gejala tersebut, para orang tua atau guru prasekolah sudah seharusnya dapat memberikan pembekalan yang memadai tentang pengelolaan emosi pada setiap anak agar dapat memenuhi tuntutan penyesuaian diri dari lingkungannya, baik dari lingkungan keluarga, sekolah maupun teman bermain. Jika kebutuhan untuk memenuhi tuntutan tersebut tidak segera diupayakan maka dampak negatif tersebut di atas akan mempengaruhi perkembangan emosi dan sosial anak lebih serius, yang dapat dilihat dari ekspresi kesehariannya, misalnya:
a.       Mengidap rasa cemas yang berkepanjangan
b.      Memiliki kecenderungan depresi
c.       Bersikap bermusuhan terhadap anak atau orang lain
d.      Terkena gangguan tidur, gelisah, mengigau, mimpi buruk, dan sebagainya
e.       Mengalami gangguan makan
f.       Bersikap agresif terhadap teman atau anak lain
Tentu semua pihak tidak berharap dampak negative tersebut menimpa anak-anak usia dini. Dengan pengembangan sosial emosional yang memadai diharapkan kesenjangan itu dapat diantisipasi secara efektif.
C.    Sasaran Pengembangan Emosi dan Sosial di Taman Kanak-Kanak
1.      Sasaran Pengembangan Emosi
Hal yang penting untuk diperhatikan dan dibutuhkan anak dalam upaya pengembangan emosi yang sehat adalah sebagai berikut: rasa saling memiliki, rasa cinta dan kasih sayang keputusan sendiri, rasa aman, diberi kepercayaan pada dirinya, dipeelakukan sesuai dengan harapannya, diterima apa adanya dan diberikan sesuatu dengan ketulusan.
Terdapat lima cara yang dapat dilakukan guru untuk membantu proses pengembangan emosi anak, yaitu kemampuan untuk mengelola dan mengekspresikan emosi secara tepat, kemampuan untuk memahami perasaan orang lain, dan kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain.
Materi pembelajaran emosi di taman kanak-kanak meliputi rasa cinta dan kasih sayang, empati serta pengendalian emosi.
2.      Sasaran Pengembangan Sosial
Strategi pengembangan sosial anak usia 0-3 tahun dimulai dengan memperkuat ikatan antara orang tua dan anak lewat interaksi yang penuh perhatian, intensif, dan estabhlish bonding. Selanjutnya mengajak anak untuk mendemonstrasikan kebiasaan sosial, seperti menolong orang, mengekspresikan cinta, dan mengajak dia untuk berbagi dengan anak lain.
Sasaran pengembangan sosial di TK adalah:
a.       Keterampilan berkomunikasi
b.      Keterampilan memiliki rasa humor
c.       Menjalin persahabatan
d.      Berperan serta dalam kelompok
e.       Memiliki tata karma
f.       Materi pembelajaran
Pengembangan sosial di TK meliputi cinta dan kasih sayang, empati, afiliasi, identifikasi, disiplin, tolong menolong dan tanggung jawab.
D.    Metode Pengembangan Emosi dan Sosial di Taman Kanak-Kanak
1.      Metode Pengembangan Emosi
Beberapa metode yang dapat membantu proses perkembangan emosi anak di Taman Kanak-kanak, di antaranya berikut ini.
a.       Bernyanyi dan bermain musik.
b.      Bermain peran.
c.       Hand puppet.
d.      Bercerita.
e.       Gerak dan lagu.
f.       Relaksasi dan meditasi.
g.      Permainan feeling band (band perasaan).
h.      Demonstrasi.
i.        Permainan personifikasi
2.      Metode Pengembangan Sosial
Salah satu keahlian guru yang diharapkan adalah kemampuannya dalam memilih metode pembelajaran yang paling tepat untuk anak didiknya. Metode yang dapat digunakan untuk membantu proses pengembangan sosial di antaranya adalah:
a.       metode pengelompokan anak
b.      modelling dan imitating
c.       bermain kooperatif
d.      belajar berbagi (sharing).


KESIMPULAN
Sosial emosional pada anak penting dikembangkan. Terdapat beberapa hal mendasar yang mendorong pentingnya pengembangan sosial emosional tersebut, yaitu Pertama, makin kompleksnya permasalahan kehidupan di sekitar anak, termasuk di dalamnya perkembangan IPTEK yang banyak memberikan tekanan pada anak dan mempengaruhi perkembangan emosi maupun sosial anak. Kedua, adalah penanaman kesadaran bahwa anak adalah praktisi dan investasi masa depan yang perlu dipersiapkan secara maksimal, baik aspek perkembangan emosinya maupun keterampilan sosialnya. Ketiga, karena rentang usia penting pada anak terbatas. Jadi, harus difasilitasi seoptimal mungkin agar tidak ada satu fase pun yang terlewatkan. Keempat, ternyata anak tidak bisa hidup dan berkembang dengan IQ semata, tetapi EI jauh lebih dibutuhkan sebagai bekal kehidupan. Kelima, telah tumbuh kesadaran pada setiap anak tentang tuntutan untuk dibekali dan memiliki kecerdasan sosial emosional sejak dini.


DAFTAR PUSTAKA
Ali Nugraha dkk, metode pengembangan sosial emosional, Universitas Terbuka, Jakarta, 2008
 

1 komentar: